KRONIKA:
"Agama Yang Diperalat"
Oleh: Emil E. Elip
Oleh: Emil E. Elip
Beberapa
bulan terakhir ini, sejak dimulainya pemilihan kepala daerah provinsi Jakarta,
agama tiba-tiba muncul menjadi momok menakutkan di mata masyarakat Indonesia.
Tiba-tiba toleransi di Indonesia yang begitu kuat ditulis dalam buku-buku teks
anak-anak sekolah sebagai ciri masyarakat Indonesia, hanyalah isapan jempol
belaka. Apa sebabnya dan apa dampaknya bagi pendidikan kewargaan (civil-cityzenship) masyarakat Indonesia.
Isu
utamanya adalah Ahok (ex-gubernur Jakarta) yang ikut pemilihan kepala daerah
lagi, dianggap menghina agama Islam (oleh kelompok fundamental tertentu) pada kampanye di kepulauan Seribu. Lantas
bergulirlah demonstrasi jalanan. Sidang-sidang hukum bergulir sudah 10 kali
yang tentu menghabiskan biaya, hanya untuk menentukan Ahok menghina agama Islam
atau tidak.